9ce857a54861dc15f00beb4b79f4035a


𝕁𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕁𝕒𝕕𝕚 ℍ𝕒𝕞𝕓𝕒 ℝ𝕒𝕞𝕒𝕕𝕙𝕒𝕟‼️

Selepas Ramadhan pergi berlalu, kebiaasan baik yang sudah kita bentuk saat 30 hari Ramadhan kemarin perlahan-lahan mulai terkikis. Pribadi baik yang sudah kita tanam, seperti tak lagi tumbuh dan berkembang dengan baik. Layaknya sebuah tanaman yang tidak lagi tersirami dengan air yang cukup, kemudian tanaman itu layu begitu saja.

Lantas dengan perumpamaan tersebut, mari tanyakan dalam hati

Masih adakah rasa “cinta” sekaligus mampu “istiqomah” dalam beribadah, tatkala Ramadhan telah pergi berlalu?

Jika sudah tertanam rasa Istiqomah, maka inilah sejatinya rasa yang mengakar dalam hati.

Dan sayang sekali rasanya, jika hanya dipakai dalam sekali.

Sungguh, hamba dengan pemilik rasa inilah yang bisa dikatakan sebagai hamba Allah yang sejati. Ia tak mengenal waktu dan tempat tertentu untuk beribadah pada robbNya.

Imam bin Biysri bin al-Harits al-Hafi pernah ditanya tentang orang-orang yang (hanya) rajin dan sungguh-sungguh beribadah di bulan Ramadhan, maka beliau menjawab:

“Mereka adalah orang-orang yang sangat buruk, (karena) mereka tidak mengenal hak Allah kecuali hanya di bulan Ramadhan, (hamba Allah) yang shaleh adalah orang yang rajin dan sungguh-sungguh beribadah dalam setahun penuh.” (Dinukil oleh Imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’arif” (hal.313)).

Inilah makna istiqamah yang sesungguhnya, dan inilah pertanda diterimanya amal shaleh seorang hamba. Imam Ibnu Rajab berkata: “Sesungguhnya Allah, jika Dia menerima amal (kebaikan) seorang hamba maka Dia akan memberi taufik kepada hamba-Nya tersebut untuk beramal shaleh setelahnya, sebagaimana ucapan salah seorang dari mereka (ulama salaf): Ganjaran perbuatan baik adalah (taufik dari Allah Ta’ala untuk melakukan) perbuatan baik setelahnya. Maka barangsiapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia mengerjakan amal kebaikan lagi setelahnya, maka itu merupakan pertanda diterimanya amal kebaikannya yang pertama (oleh Allah Ta’ala), sebagaimana barangsiapa yang mengerjakan amal kebakan, lalu dia dia mengerjakan perbuatan buruk (setelahnya), maka itu merupakan pertanda tertolak dan tidak diterimanya amal kebaikan tersebut” (Kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 311)).

Selagi nafas masih berhembus, beribadalah sampai mati dan tidak perlu menunggu nanti. Semoga Allah berkahi usia kita pada jalan taatNya. Aamiin.

✍🏼 Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthani, MA.
📚 Kitab Latha-iful ma’aarif, hal. 311&313

🖇 Link

91f2dcf51016fbb9ea7410f9348cdb00


YANG LUPUT TAK PERLU DISESALI, YANG ADA COBALAH DISYUKURI...

Aktsam bin shaify pernah menasehati putranya:

"يا بني، من لم يأس على ما فاته وزع بدنه، ومن قنع بما هو فيه قرت عينه"

"Duhai anakku, barangsiapa yang tidak menyesali sesuatu yang gagal ia dapatkan, maka akan lega raganya.

Dan siapa saja yang merasa cukup dengan apa yang ia miliki, niscaya akan sejuk pandangannya."

[Raudhatul `Uqalâ` wa Nuzhatul Fudhalâ` hal. 136]

8b399de876e83fa2733e3da93c8be3fc


🎬 Cinta Musiman
Ustadz Harits Abu Naufal, Lc حفظه الله

3fd21eab2548181cd169be3b4ff20ca6


BAGI YANG SUDAH BERUMUR 50 TAHUN

Bismillah

Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Syaikh (orang yang tua) adalah orang yang telah melewati 40 tahun.”

"Allah tidak lagi memberi alasan bagi siapa yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun." (HR. Bukhari)
Al-Khattabi berkata:
"Maknanya, orang yang Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keuzuran/alasan, karena usia 50 tahun merupakan usia yang dekat dengan kematian.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

“Umur umatku antara 60 hingga 70 dan sedikit dari mereka yang melebihi itu.” 
(Hasan; HR. Tirmidzi 3550; Ibnu Majah 4236. Al-Hafizh)

Maka inilah kesempatan untuk memperbanyak taubat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap siap bertemu Allah." (Tafsir al-Qurthubi)

"Bila sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu, sekarang hampir sampai..."
"Lakukan yang terbaik pada sisa usia senjamu, Taubatlah dan berdoa agar Allah mengampuni dosa yang lalu"
"Tapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu dan masa kini sekaligus.."

Maka para alim ulama memberi nasehat cara menjalani umur yang sudah mencapai 50 tahun:

1. Jangan berlebihan berhias, bersolek, dan berpakaian.

2. Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja barang yang kurang diperlukan untuk mendukung amal shalih.

3. Jangan berkawan dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal.

4. Jangan gelisah, berkeluh kesah dan kesal dengan kehidupan sehari-hari. Selalu penuhi diri dengan rasa sabar dan bersyukur.

5. Perbanyak do'a mengharap keridha-an Allah agar Husnul Khatimah dan dijauhkan dari Su'ul Khatimah.

6. Tambahkan ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.

7. Siapkan wasiat dan lakukan pembahagian harta.

8. Kerapkan menjalin silaturrahim dan merapatkan hubungan yang renggang sebelumnya.

9. Minta maaf dan berbuat baik terhadap pihak yang pernah didzalimi.

10. Tingkatkan amal shalih terutama amal jariah yang dapat terus memberi pahala dan syafa'at setelah kita mati.

11. Maafkan kesalahan orang kepada kita walau seberat apapun kesalahan itu.

12. Bereskan segala hutang yang ada dan jangan buat hutang baru walaupun untuk menolong orang lain.

13. Berhentilah dari semua maksiat.
Mata, berhentilah memandang yang tidak halal bagimu.
Tangan, berhentilah dari meraih yang bukan hak mu.
Mulut, berhentilah makan yang tidak baik dan yang tidak halal bagimu, berhentilah dari ghibah, fitnah, dan berhentilah menyakiti hati orang lain.
Telinga, berhentilah mendengar hal-hal haram dan tak bermanfaat.

14. Berbaik sangka lah kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi dan menimpa.

15. Penuhi terus hati dan lisan kita dengan istighfar dan taubat untuk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, di setiap saat, waktu dan keadaan.

Semoga bermanfaat bagi kita semua, walaupun anda belum 50 tahun, karena...
KEMATIAN TIDAK MENGENAL UMUR



Distributed by HIJRAH SALAF

68a5c7849ec0f8f81a42fe81961a811c


ORANG YANG PALING LELAH DIDUNIA

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata :

“Engkau tidak akan menjumpai manusia yang paling lelah daripada orang yang dunia menjadi keinginan terbesarnya, dan dia berambisi dengan mengerahkan segenap kemampuan untuk mendapatkan dunia.”

[Ighatsatul Lahfan, jilid 1/36.]

9693fde6dc2ec1d5ed8099c615ef79ce


📎Barang Langka Akhir Zaman

Al Auza`i rahimahullah berkata:

"Pernah dikatakan: Akan datang kepada manusia suatu zaman, di mana hal yang sangat langka pada zaman itu adalah sahabat yang menyenangkan, satu dirham yang diperoleh dengan cara yang halal serta suatu amalan yang dilakukan sesuai sunnah".

📘(Sifat Shafwah, Ibnul Jauzi 2/405)

Al-Auza`i rahimahullah menggambarkan suatu kondisi yang sangat mencemaskan tentang akhir zaman, di mana kebaikan dan amalan yang benar akan semakin langka. Pada zaman tersebut, tiga hal yang sangat sulit ditemukan adalah:

1. __Sahabat yang menyenangkan__: Pada masa itu, sangat sulit untuk menemukan teman sejati yang selalu mendukung dan memberi manfaat dalam kebaikan. Persahabatan yang tulus dan membawa kebahagiaan akan semakin sulit ditemukan.

2. __Rezeki yang diperoleh dengan cara yang halal__: Di zaman tersebut, mencari nafkah yang halal akan menjadi hal yang langka dan sulit. Banyak yang terjebak dalam jalan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip agama untuk memperoleh rezeki.

3. __Amalan yang dilakukan sesuai sunnah__: Amalan yang dilakukan dengan mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar dan ikhlas juga akan sangat jarang ditemukan. Banyak orang akan terpengaruh oleh kebiasaan yang tidak sesuai dengan petunjuk Islam.

Hal ini menjadi peringatan bagi kita untuk selalu berusaha menjaga diri dari godaan dan kerusakan zaman. Kita harus berusaha untuk tetap istiqamah dalam menjalankan sunnah, mencari sahabat yang baik, dan selalu memastikan bahwa setiap rezeki yang kita peroleh berasal dari jalan yang halal. Semoga kita diberikan kekuatan dan keistiqamahan untuk tetap berada di jalan yang benar meski banyak tantangan dan godaan di sekitar kita.

e2d6eeee9c4a9380e114228c49ba342d


💦💦💦
Bismillah
Barakallahu fik
Ustadz Dr. Khalid Basalamah, MA حفظه اللّٰه
🎥 Judul vidio:
Kisah 2 Orang yang Membuat Ustadz Khalid Sedih

Telegram:
Link

522394349cf0804040f74b61c5c29546


▶️ JANGAN BERPUTUS ASA DALAM BERDOA

c38b6b2fca29e9115af0ea7d58bd4b14


ISTRIMU BUKAN BIDADARI.‼️

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

إن كثيرا من الأزواج يريدون الحالة الكاملة من زوجاتهم وهذا شيء غير ممكن، وبذلك يقعون في النكد، ولا يتمكنون من الاستمتاع والمتعة بزوجاتهم، وربما أدى ذلك إلى الطلاق،

"Sungguh begitu banyak suami yang menuntut kesempurnaan dari istrinya dan ini sesuatu yang mustahil.
Dengan sebab itulah mereka terjatuh dalam kedongkolan dan tidak bisa bersenang-senang dengan istrinya. Bahkan ada yang sampai berujung kepada perceraian."

Huquq da'at ilaihi al-Fithrah  22

95c2a76b670b44e4a3471b34047a85d2


💥Ilmu Merupakan Ibadah Hati💥

🌻 Ibnu Jama'ah [wafat: 733] rahimahullah berkata:

"Tidaklah sah ilmu yang itu merupakan ibadah hati melainkan harus dengan menyucikannya dari sifat-sifat yang jelek, akhlak yang buruk dan rendahan."

📚Tadzkirah As-Saami' hal. 37.

a4916cc8f61fe3a3972fc89f3eb736ea


"Kisah Sedih Saat Umur 40"

Suber : Yufid. TV

84fb024514bba7b1d25f7d621cbf7df8


📎Meredam Bara Api

Dahulu pernah dikatakan:

"Bila sampai kepadamu tentang saudaramu apa yang engkau benci maka balaslah dengan apa yang dia senangi karena sesungguhnya engkau meredam bara apinya tanpa dia sadari".

📘(Mudarah Naas, Ibnu Abi Dunya 38)

Kata-kata ini mengajarkan kita tentang pentingnya mengendalikan emosi dan menghadapi provokasi dengan kebijaksanaan. Ketika seseorang menyakiti atau berbuat tidak baik kepada kita, alih-alih membalas dengan kebencian atau kemarahan, sebaiknya kita merespons dengan hal yang baik, seperti memberi mereka kebaikan atau menunjukkan sikap yang menyenangkan. Ini adalah cara yang efektif untuk meredakan ketegangan dan menghindari perpecahan. Bahkan tanpa mereka sadari, kita sudah memadamkan api kebencian yang ada di dalam hati mereka, dan menjaga hubungan dengan cara yang penuh hikmah.

Pesan ini juga mengingatkan kita untuk menjaga akhlak dan selalu berusaha menjadi orang yang sabar, dengan niat untuk menjaga kedamaian dalam hubungan antar sesama.

8fa28682beb52836bf42dccb681dc48c


DOA MEMOHON HIDAYAH

ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ

IHDINAṢ-ṢIRĀṬAL-MUSTAQĪM

Artinya
Tunjukilah kami jalan yang lurus

(QS Al-Fatihah: 6)

Sumber: Link

789f1a721ff3c285be9805997d07b1eb


SIFAT-SIFAT TEMAN YANG BAIK.

Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rohimahulloh pernah berkata :

وفى جملة، فينبغى أن يكون فيمن تؤثر صحبته خمس خصال : أن يكون عاقلاً حسن الخلق غير فاسق ولا مبتدع ولا حريص على الدنيا

“Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat itu memiliki lima sifat berikut : orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia.”

( Mukhtasar Minhajul Qashidin , 2/36).

Kemudian beliau menjelaskan :

“Akal merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang bodoh (yang tidak berakal). Karena orang yang bodoh, dia ingin menolongmu, tapi justru dia malah mencelakakanmu.

Yang dimaksud dengan orang yang berakal itu adalah orang yang memamahai segala sesuatu sesuai dengan hakekatnya, baik untuk dirinya sendiri atau tatkala dia menjelaskan kepada orang lain.

Teman yang baik itu juga harus memiliki akhlak yang mulia. Karena betapa banyak orang yang berakal tetapi dikuasai oleh rasa marah dan tunduk pada hawa nafsunya, sehingga tidak ada kebaikan berteman dengannya.

Sedangkan orang yang fasik (banyak berbuat dosa/maksiat), dia tidak memiliki rasa takut kepada Alloh. Orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Alloh, tidak dapat dipercaya dan engkau tidak aman dari tipu dayanya.

Sedangkan berteman dengan ahli bid’ah, dikuatirkan dia akan mempengaruhimu dengan kejelekan bid’ahnya."

( Mukhtashor Minhajul Qashidin , 2/ 36-37)

Semoga Alloh ta'ala memberikan dan memilihkan kepada kita teman-teman yang sholih dan yang baik agamanya secara umum ......

Nas-alulloha At-Taufiq wal Istiqomah ....

Surabaya , Selasa pagi yg sejuk, 11 Syawal 1444 H / 2 Mei 2023 M

✍ Akhukum fillah, Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby

Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

cbdedf8a7a3c110f1d9379773f83fdc3


OJO WEDI KERE
Jangan takut miskin


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai tantangan dan kesulitan. Salah satu tantangan yang paling umum adalah kekhawatiran akan kemiskinan. Banyak orang merasa cemas tentang masa depan mereka, terutama dalam hal keuangan. Namun, sebagai seorang Muslim, kita diajarkan untuk tidak takut miskin. Keyakinan ini berakar dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya tawakal kepada Allah.

Tawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman bahwa Dia adalah pemberi rezeki yang terbaik. Setiap makhluk yang hidup di bumi ini telah dijamin rezekinya. Oleh karena itu, kita tidak perlu merasa khawatir atau takut akan kekurangan. Allah telah menetapkan rezeki setiap hamba-Nya, dan Dia tahu apa yang terbaik untuk kita.

Sejarah para nabi dan rasul juga memberikan banyak pelajaran berharga tentang tawakal. Misalnya, Nabi Ibrahim yang diuji dengan perintah untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail. Dalam situasi yang sangat sulit itu, Nabi Ibrahim tetap berserah diri kepada Allah dan percaya bahwa Allah akan memberikan jalan keluar. Ketika kita melihat keteguhan iman beliau, kita diingatkan bahwa dalam setiap ujian, ada hikmah yang bisa kita ambil.

Kita juga bisa belajar dari kisah Nabi Musa. Ketika beliau dihadapkan pada lautan yang terbelah dan tentara Firaun yang mengejar, beliau tidak merasa takut. Dengan penuh keyakinan, Nabi Musa berserah kepada Allah dan percaya bahwa Allah akan menyelamatkan mereka. Dan benar saja, Allah membuka jalan bagi mereka. Ini menunjukkan bahwa ketika kita memiliki iman yang kuat dan tawakal kepada Allah, Dia akan memberikan pertolongan di saat-saat yang paling sulit.

Dalam kehidupan modern, banyak orang terjebak dalam siklus kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan. Mereka berusaha keras untuk mengumpulkan harta dan kekayaan, tetapi sering kali lupa bahwa rezeki datang dari Allah. Kita perlu mengingat bahwa harta bukanlah segalanya. Kebahagiaan sejati tidak terletak pada banyaknya harta, tetapi pada ketenangan hati dan keimanan kita kepada Allah.

Salah satu cara untuk mengatasi rasa takut akan kemiskinan adalah dengan bersyukur atas apa yang kita miliki. Rasa syukur akan membuka pintu rezeki yang lebih luas. Allah berjanji dalam Al-Qur'an bahwa jika kita bersyukur, Dia akan menambah nikmat-Nya kepada kita. Dengan bersyukur, kita akan lebih menghargai setiap rezeki yang kita terima, sekecil apapun itu.

Selain itu, kita juga perlu berusaha dan bekerja keras. Islam mengajarkan kita untuk tidak hanya bergantung pada doa, tetapi juga untuk berusaha. Dengan kombinasi antara usaha dan tawakal, kita akan menemukan jalan keluar dari setiap kesulitan. Kita harus ingat bahwa setiap usaha yang kita lakukan adalah bagian dari ibadah kita kepada Allah.

Akhirnya, penting untuk selalu berdoa dan meminta petunjuk dari Allah. Dalam setiap langkah yang kita ambil, kita harus melibatkan Allah dalam keputusan kita. Dengan cara ini, kita akan merasa lebih tenang dan yakin bahwa Allah selalu bersama kita, memberikan rezeki dan perlindungan-Nya.

Dengan demikian, mari kita tanamkan dalam diri kita untuk tidak takut miskin. Dengan tawakal kepada Allah, kita akan menemukan ketenangan dan keyakinan dalam setiap langkah hidup kita.






fb87b64b35751afc767e96c8a6fa8026


📎 Berpegang Teguh dengan Sunnah Nabi

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Berpegang teguhlah kalian dengan sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah dengan gigi gerahammu (peganglah kuat-kuat)."
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Hadis ini mengingatkan kita tentang pentingnya berpegang teguh dengan sunnah Nabi ﷺ dan ajaran para sahabat yang mengikuti jalan yang benar. Sunnah Nabi ﷺ adalah petunjuk hidup yang sempurna bagi setiap Muslim, dan para Khulafaur Rasyidin, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, adalah teladan terbaik dalam mengikuti jalan yang benar dan mendapatkan petunjuk.

Berpegang teguh pada sunnah berarti kita mengikuti ajaran yang telah diajarkan oleh Nabi ﷺ, baik dalam hal akidah, ibadah, akhlak, dan kehidupan sehari-hari. Keteguhan dalam berpegang pada sunnah ini adalah salah satu tanda kecintaan kita kepada Rasulullah ﷺ dan upaya kita untuk meniti jalan yang diridhai oleh Allah.

Allah Ta'ala berfirman:
"Siapa yang menaati Rasul (Muhammad), maka sungguh telah menaati Allah. Siapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad) sebagai pemelihara mereka."
📘 (QS. An-Nisa: 80)

Semoga kita diberikan kekuatan untuk selalu berpegang teguh pada sunnah Nabi ﷺ, mengikuti jejak para sahabat yang mendapat petunjuk, dan menjadikan sunnah sebagai pedoman hidup yang senantiasa kita amalkan. Aamiin.

83785cd780351b65ac9382a731caeac5


Tidak Tahu Terima Kasih

Siapa yang tidak tahu berterima kasih pada orang yang telah berbuat baik padanya, maka ia sulit pula bersyukur pada Allah Dan Allah tidaklah menerima syukur seorang hamba, sampai ia tahu berterima kasih pada orang lain Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ

“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR Abu Daud no 4811 dan Tirmidzi no 1954 Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Sumber Link

.

6ae261ff76a997895a8c09dcc39e03d1


✅ DIANTARA DOA YANG PALING PENTING UNTUK SEORANG HAMBA

780786fe6adc46349428c281a1a931ee


DOSA BESAR YANG DIANGGAP RINGAN.

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah:
"Ghibah termasuk dosa besar yang tidak bisa dihapus oleh sholat, shodaqoh, puasa dan haji..."
Syarh Riyadushsholihin 6/109

1c637d4b7d2169b92cb27968cc748201


JANGAN AJARI ANAK DENGAN CERITA BOHONG
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

PERTANYAAN :

أحكي للأطفال قصص غير حقيقية وذلك لتحبيبهم في الصلاة والصدق وأمور الخير فهل يعد هذا من الكذب فهم صغار لا يدركون ولا يعقلون وهذه القصص قصص الأنبياء والصالحين؟

Aku menceritakan kepada anak-anak kisah-kisah yang tidak nyata agar mereka menyukai shalat, kejujuran, dan perkara-perkara yang baik. Apakah hal ini termasuk kedustaan? Mereka anak-anak kecil yang tidak mengetahui dan tidak bisa mencerna bahwa ini adalah kisah para nabi dan orang saleh.

JAWABAN :

إذا كانت القصص واقعية فلا بأس أما إن كانت غير واقعية بأن ينسب إلى شخص من الناس أنه صلى الفجر وحصل له كذا وكذا وهو ليس بحقيقة فلا يجوز لأن هذا كذب

Jika kisah-kisah tersebut nyata, tidak mengapa. Adapun jika tidak nyata kemudian disandarkan kepada seseorang bahwa dia melakukan shalat fajar kemudian mendapatkan ini dan itu, dan ternyata itu fiktif, ini tidak boleh karena merupakan kedustaan.

📚 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, Fatwa Nurun ala Darb, Ibnu Utsaimin 24/2


sumber: Link

effc771e24dbcc688f18e5f0646635a0


TERMASUK DURHAKA KEPADA ORANGTUA MEMBUAT MEREKA MENANGIS
➖➖➖➖➖➖

Membuat menangis orang tua juga terhitung sebagai perbuatan durhaka. Tangisan mereka berarti terkoyaknya hati, oleh polah sang anak.

Ibnu ‘Umar pernah menegaskan:

بُكَاءُ الْوَالِدَيْنِ مِنَ الْعُقُوقِ وَالْكَبَائِرِ‏

“Tangisan kedua orang tua termasuk kedurhakaan dan dosa besar“. (HR Bukhari, Adabul Mufrad hlm. 31. Lihat Ash Shahihah, 2898).

Bagaimana tidak disebut sebagai kedurhakaan? Bukankah ucapan “uh” atau “ah” dilarang dilontarkan kepada mereka berdua? Allah berfirman:

اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. [Al Isra`/17: 23].

Maksudnya, seperti dipaparkan Ibnu Katsir, jika mereka telah memasuki usia saat kekuataan melemah dan memerlukan perlakuan yang baik, maka janganlah kamu mengatakan kepada mereka “ah”. Ini adalah sikap menyakitkan yang paling ringan, sebagai petunjuk atas sikap menyakiti lainnya yang lebih besar. Maknanya, janganlah kalian menyakiti mereka dengan sesuatu apapun, meskipun kecil.

Menurut Syaikh As Sa’di kedurhakaan terbagi dua.

Sengaja bersikap buruk kepada orang tua, dan ini dosanya lebih besar.
Sikap tidak mau berbuat baik kepada keduanya tanpa ada unsur menyakiti. Ini tetap haram, tetapi tidak seperti yang pertama.


dikutip dari : Link


8f64d64bca11f43b15849ffc4a206029


📝 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta`dzhim al-Qur`an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur`an Univ Islam Madinah

9. Ketika Allah memerintahkan untuk bertakwa dan mendorong untuk bersikap adil, maka kemudian Allah menjelaskan balasan bagi orang-orang yang beriman. Yaitu dengan menyandingkan keimanan dan amal shalih, karena keduanya memiliki keterkaitan yang kuat; keimanan merupakan asas amal shalih sedangkan amal shalih merupakan buah dari keimanan. Barangsiapa yang dalam dirinya terdapat dua hal ini niscaya dia akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar. Ini merupakan janji yang benar dan pasti, dan tidak ada yang lebih agung dari pada keridhaan Allah dan surga-Nya.
-
🌐 Referensi : Link

3d6e4200213e7171568b0d86d0a221e4


BERSEDEKAH DENGAN KEMAMPUAN MAKSIMAL
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah berkata, “Hendaknya seorang memilih untuk bersedekah dengan kelebihan hartanya, dan menyisakan secukupnya untuk dirinya karena khawatir terhadap fitnah fakir (kemiskinan). Sebab, boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan (dengan berinfak seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala. Sedekah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengingkari Abu Bakar yang keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu persis kuatnya keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak khawatir fitnah itu menimpanya sebagaimana Beliau khawatir terhadap selain Abu Bakar. Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan kekurangan, atau dalam keadaan menanggung banyak utang bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu. Karena membayar utang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama. Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah meskipun sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar dan itsar (mendahulukan orang lain) yang dilakukan kaum Anshar terhadap kaum muhajirin.”

Oleh karena itu, para ulama mensyaratkan bolehnya bersedekah dengan semua harta apabila orang yang bersedekah kuat, mampu berusaha, bersabar, tidak berutang dan tidak ada orang yang wajib dinafkahi di sisinya. Ketika syarat-syarat ini tidak ada, maka bersedekah ketika itu adalah makruh.


sumber : Link

ca9c998a27ba9c7e029b87a0f62ad383


SEORANG HAMBA SENANTIASA DI ANTARA DUA PERKARA

✍🏻 Syaikhul Islam Ahmad bin Abdil Halim Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,

فالعبد دائما بين نعمة من الله يحتاج فيها إلى شكر، و ذنب منه يجتاج فيه إلى استغفار، و كل من هذين من الأمور اللازمة للعبد دائما، فإنه لا يزال يتقلب في أنعم الله و آلائه، و لا يزال محتاجا إلى التوبة و الإستغفار.

Seorang hamba senantiasa berada di antara dua hal:

1. Kenikmatan dari Allah yang harus terus dia syukuri.

2. Dosa yang harus senantiasa diiringi permohonan ampun.

Kedua hal ini senantiasa menyertai seorang hamba. Keadaannya terus berputar, berada dalam gelimang nikmat dan karunia-Nya. Akan tetapi, dia juga senantiasa butuh untuk bertobat dan memohon ampunan.

📚 At-Tuhfah al-Iraqiyyah Fi al-A`mal al-Qalbiyyah, hlm. 457

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah memberikan gambaran yang sangat mendalam tentang keadaan seorang hamba di dunia ini. Seorang hamba, setiap saatnya, senantiasa berada di antara dua hal yang tak terpisahkan: kenikmatan dari Allah yang harus disyukuri, dan dosa yang harus selalu diiringi dengan permohonan ampun.

Setiap nikmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya, baik berupa kesehatan, harta, keluarga, atau bahkan kebahagiaan sederhana lainnya, adalah ujian sekaligus karunia yang harus disyukuri. Syukur kepada Allah atas segala nikmat adalah bentuk pengakuan atas segala kebaikan-Nya, yang akan mendatangkan keberkahan lebih besar dalam hidup. Namun, terkadang kita sebagai manusia sering kali lalai dalam bersyukur, lebih terfokus pada apa yang tidak kita miliki, dan lupa untuk mensyukuri apa yang telah diberikan Allah kepada kita.

Di sisi lain, setiap hamba juga tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna, dan terkadang kita tergelincir dalam perbuatan dosa, baik yang disengaja maupun tidak. Maka, selain bersyukur, seorang hamba harus senantiasa memohon ampunan kepada Allah atas segala kekhilafan dan kesalahan yang telah diperbuat. Setiap detik kehidupan adalah kesempatan bagi kita untuk bertaubat, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Ibnu Taimiyyah mengingatkan kita bahwa keadaan ini tidak akan pernah terpisah selama kita hidup. Sebagai hamba Allah, kita akan selalu berputar antara menikmati nikmat-Nya dan memohon ampunan atas dosa-dosa kita. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga keseimbangan antara keduanya. Ketika kita berada dalam kenikmatan, bersyukurlah kepada Allah dengan hati yang tulus. Ketika kita terjatuh dalam dosa, bersedihlah dan segera bertaubat kepada-Nya dengan penuh penyesalan dan kesungguhan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa merasakan betapa pentingnya dua hal ini: syukur dan istighfar. Mengingatkan diri kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang ada, dan tidak berhenti untuk terus bertaubat atas segala kekurangan dan dosa. Dengan begitu, hidup kita akan senantiasa penuh dengan berkah, karena Allah akan senantiasa memberikan pertolongan-Nya kepada hamba yang rendah hati dan selalu berusaha memperbaiki diri.

Semoga kita bisa selalu mengingat dua hal ini dalam setiap langkah hidup kita, yaitu mensyukuri segala nikmat dan memohon ampunan atas segala dosa, sehingga kita dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamiin.

a1503ac294887309244cbf0c9fa362f5


SIBUK ITU PALSU SEMUA TERGANTUNG PRIORITAS
Sesibuk apapun engkau bekerja, jika SHOLAT prioritasmu, maka engkau akan selalu mendahulukan SHOLAT.
Ustadz Khalid Basalamah