Jagalah Allah

Nabi ﷺ bersabda:

احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ

“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau menjumpai pertolongan Allah ada di hadapanmu.” (HR. Tirmidzi 2516, maktabatu al ma’arif riyadh)

👤 Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al Fauzan hafizhahullah menjelaskan makna hadits di atas :

“Jagalah Allah” maksudnya jagalah agama-Nya. Jagalah (agama) Allah dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Jagalah perkara yang Allah haramkan dengan menjauhinya.” (Al-Minhah ar-Rabbaaniyyah hlm. 174)

Sumber: Link

e87a4e5a1cf48cd03abfee48ae05eb66


Kenapa Sih Harus Cingkrang - Ustadz Gemma Ilhamy, Link.I

67ad1934c55b6fd52a9658ef0528f7bb


🎥 SAHABAT INI DIBUNUH SAAT MEMBACA ALQURAN !
.
👤 Syaikh Sulaiman bin Salimullah Ar-Ruhaily Hafidzahullah
.
➡️ Official Youtube ShahihFiqih : Link
.

58adcd3ddd2fabdc3c090fcf7e313f5d


🐾 Memelihara Anjing Dapat Mengurangi Pahala

✍🏻 Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا لَيْسَ بِكَلْبِ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارِيَةٍ ، نَقَصَ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيرَاطَانِ.

"Barangsiapa memelihara anjing yang tujuannya bukan untuk maksud menjaga hewan ternak atau bukan maksud dilatih sebagai anjing pemburu, maka setiap hari pahala amalannya berkurang sebesar dua qirath". [HR. Bukhari no.5163 dan Muslim no.1574]

Sementara itu disebut juga dengan redaksi:

مَنِ اتَّخَذَ كَلْباً إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ ، أوْ صَيْدٍ ، أوْ زَرْعٍ ، انْتُقِصَ مِنْ أجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطٌ

"Siapa yang memelihara anjing, kecuali anjing untuk menjaga hewan ternak, berburu dan menjaga tanaman, maka akan dikurangi pahalanya setiap hari sebanyak satu qirath". [HR. Muslim no.1575]

Hadits di atas tegas menjelaskan besarnya dosa memelihara anjing selain untuk tiga hal, yakni:

1) Sebagai penjaga hewan ternak.
2) Sebagai penjaga tanaman.
3) Sebagai pemburu.

Ancamannya setiap hari pahalanya akan dikurangi dua qirath, dan dalam hadits lainnya satu qirath.

Satu qirath itu dikatakan oleh At Thiby rahimahullah sebagaimana dikutip oleh Al Hafizh rahimahullah dalam Fathul Bari III:149 adalah satu gunung/bukit uhud.

Jika dua qirath bisa diperkirakan sendiri tentunya. Jadi bisa dibayangkan kalau orang yang memelihara anjing selain untuk tiga perkara di atas akan dikurangi pahalanya sebesar itu. Lebih parah lagi jika orang yang demikian amal ibadahnya amat kurang, maka bisa jadi minus pahala setiap hari.

Kalaupun memiliki anjing untuk salah satu atau lebih dari tiga kepentingan di atas, maka tetap anjing tersebut tidak boleh masuk rumah sama sekali.

Bahkan ada persyaratan ketat lainnya sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Utsaimin rahimahullah berikut: "Atas dasar itu maka rumah yang letaknya ada di tengah kota (yang dianggap telah cukup pengamanannya oleh aparat keamanan -pent), tidak ada alasan untuk memelihara anjing untuk keamanan, sehingga memelihara anjing dalam kondisi semacam itu diharamkan, tidak boleh, dan akan mengurangi pahala pemiliknya satu qirath atau dua qirath setiap harinya. Mereka harus mengusir anjing tersebut dan tidak boleh memeliharanya.

Adapun jika rumahnya masuk ke pelosok pedesaan, sepi, tidak ada disekitar rumahnya orang lain (tetangga) seorangpun, maka barulalah saat itu dibolehkan (baginya) memelihara anjing demi keamanan rumahnya dan orang yang ada di dalamnya (shahibul baitnya). Alasannya menjaga penghuni rumah (shahibul bait) tentu lebih utama dibanding menjaga hewan ternak atau tanaman". (Fatawa Ibnu Utsaimin rahimahullah IV:246)

Link

2b676d0278d1eff24c4e43ae8db7ac12


Banyak orang tua memilihkan nama yang baik lagi islami untuk anaknya, namun mereka "lupa" untuk mendidik anaknya dengan baik agar berperilaku islami sesuai dengan namanya.

Banyak anak yang orang tua nya shalih, tapi ia nakal. Gak sedikit juga anak yg shalih, justru orang tuanya yang durhaka. Maka yg perlu diingat kesalihan orangtua memang bukan jaminan, tapi ialah modal.

Karena hidayah iman adalah mutlak milik Allah, Allah berhak memberikan hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Namun, bukan berarti orangtua bisa berlepas diri. Justru di sinilah perannya. Mendidik, membimbing, dan mengarahkannya ke jalan yang benar.

Keshalihan seseorang tidak dapat diukur dari gelar, jabatan, titel, dan dari sekolah mana ia mengenyam pendidikan. Bahkan, keshalihan seseorang tidak bisa ditakar dengan banyak-sedikitnya ilmu.
Banyak orang-orang yang punya banyak ilmu namun tak menjadikan ilmu sebagai pedoman hidupnya. Jadi, shalih itu ada di dalam hati yang menghamba dan mencintai Rabb-nya. Shalih ada dalam jiwa-jiwa yang tunduk patuh pada Rabb-nya.

Anak adalah anugerah sekaligus ujian. Setiap rumah tangga dan setiap orang mungkin diuji melalui pintu yang berbeda. Ada dari pintu ekonomi, pintu keharmonisan suami-istri, pintu hubungan mertua-menantu, pintu kesehatan, dan tak terkecuali pintu keturunan. Bisa jadi anak-anak itu Allah jadikan ujian untuk orangtuanya yang memang shalih.
Bukan tugas kita menerka keshalihan orang lain. Bukan tugas kita menghakimi anak orang lain. Fokuslah pada keshalihan diri sendiri dan generasi seperti apa yang ingin dibina di dalam rumah.

Semoga Allah karuniai kita keturnan yang shalih, bertakwa, dan Allah mudahkan kita mempersalih diri kita امييين ياالله ✍🏼najwadzahin

c1917ff45ae54ccfa501dfa973bbaed1


🍃🍃﷽🍃🍃

≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈

📌MILIKI HATI SEPERTI HATI BURUNG
Hati burung dikenal lemah lembut, sangat tinggi tawakkalnya dan rasa takutnya pada Allah. Inilah hati yang dikatakan sebagai hati penduduk surga.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَدْخُلُ الْجَنَّةَ أَقْوَامٌ أَفْئِدَتُهُمْ مِثْلُ أَفْئِدَةِ الطَّيْرِ

“Akan masuk surga suatu kaum yang hati mereka seperti hati burung.”

(HR. Muslim no. 2840)

Yang dimaksud dengan hadits di atas adalah hati mereka yang dikatakan masuk surga itu adalah hati yang lemah lembut. Ada pula yang menyebutkan bahwa hati burung itu penuh rasa takut dan khawatir. Karena memang demikianlah keadaan burung yang penuh rasa khawatir dan takut. Ada pula ulama yang menafsirkan bahwa hati burung itu penuh rasa tawakkal, yaitu selalu bergantung pada Allah.

Demikian beragam pendapat yang disebutkan oleh Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim, 17: 177.

Dari ‘Umar bin Khottob, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

“Seandainya kalian benar-benar bertawakkal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.”

(HR. Tirmidzi no. 2344. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Hadits ini sekaligus menunjukkan bahwa yang disebut tawakkal berarti melakukan usaha, bukan hanya sekedar menyandarkan hati pada Allah. Karena burung saja pergi di pagi hari untuk mengais rezeki. Maka tentu manusia yang berakal tentu melakukan usaha, bukan hanya bertopang dagu menunggu rezeki turun dari langit.



📚🌐Sumber Link

e45d632d23e8ced10982b5f7b46c24b0


UTAMAKAN PERBAIKI DIRI SENDIRI DULU

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata,

"Jauhilah engkau menyibukkan diri dengan memperbaiki orang lain sebelum engkau memperbaiki dirimu sendiri."

(Minhajul Qooshidin hal. 22)

28bd028f20bf3d286a5538ef57daac8a


📎 ISTRIMU BUKAN PEMBANTU

👤 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menegaskan,

"الذي يجعل زوجته بمنزلة الخادم يهينها ويتعبها، وربما يخدش كرامتها بسب أبيها وأمها، هذا مخالف لهدي أبي القاسم ﷺ قولاً وفعلاً.."

"Seorang lelaki yang menjadikan istrinya layaknya seorang pembantu yang dia hinakan dan memvorsir (tenaganya). Dan bahkan terkadang mengoyak kehormatannya disebabkan karena bapaknya atau ibunya. Maka perbuatan seperti ini bertentangan dengan petunjuk Abul Qasim Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam baik ucapan atau perbuatan beliau."

📒 Fathu Dzi al-Jalal wa al-Ikram 4/543

ab93b07f3bc56d9948e4522130b19da8


Ibnu Rojab Rahimahullah berkata :
.
النَّاسُُ يَحْتَرِقُوْنَ بِالنَّهَارِ بِالذُّنُوْبِ وَ كُلَّمَا قَامُوْا
إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوْبَةٍ أَطْفَؤُوْا ذُنُوْبَهُمْ
.
" Manusia membakar siang
mereka dengan dosa dan setiap
kali mereka menunaikan
sholat fardhu maka
padamlah dosa-dosa
mereka"
.
Jami`ul Ulum 2/131

933a9851ca58673ec98b145d849ee126


__CARI BERKAH DALAM PEKERJAAN, BUKAN BESARNYA GAJI__

Pencarian rezeki adalah bagian dari hidup manusia yang sangat penting. Setiap orang berusaha untuk memperoleh penghidupan yang cukup untuk dirinya dan keluarganya. Namun, yang lebih penting dari besar kecilnya gaji adalah berkah dalam pekerjaan yang kita lakukan.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh seorang sahabat menunjukkan betapa pentingnya mencari keberkahan dalam pekerjaan, bukan hanya mengutamakan besarnya gaji atau pendapatan. Sahabat tersebut bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?” Maka beliau bersabda:
__"Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi)."__ (HR. Ahmad, 4:141, hasan lighoirihi).
Hadits ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan tangan sendiri, seperti bekerja dengan usaha keras dan jujur, serta jual beli yang mabrur (diberkahi), adalah sumber rezeki yang terbaik. Bukan seberapa banyak penghasilan yang didapatkan, tetapi sejauh mana pekerjaan tersebut mendatangkan berkah.

__Keberkahan dalam Pekerjaan__

Keberkahan dalam pekerjaan bukan hanya dilihat dari segi materi, tetapi juga dari segi ketenangan hati, kualitas hidup, dan hubungan dengan sesama. Seseorang yang mendapatkan rezeki dari pekerjaan yang halal, meskipun sedikit, akan merasa cukup dan bahagia. Sebaliknya, meskipun seseorang memiliki gaji yang besar, jika rezekinya berasal dari yang haram, ia akan merasa kekurangan dan tidak berkah dalam hidupnya.

Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan bahwa,
__“Rezeki halal walau sedikit, itu lebih berkah daripada rezeki haram yang banyak. Rezeki haram itu akan cepat hilang dan Allah akan menghancurkannya.”__ (Majmu’ah Al-Fatawa, 28:646).
Kata-kata ini sangat tepat untuk menggambarkan betapa pentingnya memilih pekerjaan yang halal dan mencari rezeki yang berkah. Allah memberikan keberkahan pada apa yang kita peroleh dari pekerjaan yang halal, meskipun itu sedikit. Sebaliknya, rezeki yang haram, meskipun banyak, tidak akan memberi kebahagiaan yang sesungguhnya. Ia akan hilang dan tidak membawa ketenangan.

__Keberkahan Lebih Berharga dari Besarnya Gaji__

Berkah dalam pekerjaan dapat dirasakan dalam berbagai bentuk. Bisa dalam bentuk ketenangan hidup, keberhasilan dalam usaha, serta kedamaian dalam hati. Orang yang bekerja dengan niat yang baik, menjunjung tinggi kejujuran, dan menjaga etika, akan merasakan keberkahan tersebut. Sebaliknya, meskipun seseorang mendapat gaji yang besar, jika pekerjaannya tidak halal atau dilakukan dengan cara yang tidak benar, ia mungkin akan merasakan ketidakbahagiaan meskipun secara materiia ia dianggap sukses.

Sebagai contoh, dalam sebuah bisnis yang dilakukan dengan prinsip yang baik, dengan kerja keras dan kejujuran, meskipun hasilnya tidak seberapa, tetapi Allah memberikan keberkahan yang tidak dapat diukur dengan uang. Keberkahan ini akan tampak dalam kehidupan keluarga yang harmonis, kesehatan yang baik, dan hubungan yang baik dengan orang lain. Oleh karena itu, kita seharusnya lebih mementingkan keberkahan dalam pekerjaan daripada besarnya gaji yang kita dapatkan.

__Kesimpulan__

Pencarian rezeki yang berkah haruslah menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Mengutamakan pekerjaan yang halal, jujur, dan dilakukan dengan niat yang baik akan memberikan ketenangan dan kebahagiaan yang sejati. Walaupun rezeki yang diperoleh sedikit, jika itu berasal dari usaha yang benar dan diberkahi Allah, maka kehidupan akan terasa cukup dan penuh berkah. Sebaliknya, meskipun rezeki haram datang dalam jumlah yang banyak, ia tidak akan membawa keberkahan, dan bisa menghilang begitu saja. Oleh karena itu, mari kita lebih mengutamakan berkah dalam pekerjaan kita dan berusaha mendapatkan rezeki yang halal dan berkah.
Wallahu A'lam Bishawab

edf31f291377349a2fab269690eb86b0


Mengkambing Hitamkan Keadaan Bukanlah Solusi
.
Jika hidup kita tidak bahagia, jangan salahkan keadaan. Sebab yang terpenting bukanlah keadaan yang kita alami, namun bagaimana cara kita merespon keadaan tersebut.
.
Buktinya banyak orang miskin bisa hidup bahagia; sebab ia merespon kemiskinannya dengan ikhtiar dan kesabaran.
.
👤Ustadz Abdullah Zaen, MA Hafidzhahullah

73bb64dabce587e9388b3324b30817f7


📎 DOA BERLINDUNG DARI TUJUH PERKARA

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, sifat pengecut, pikun, dan sifat kikir (bakhil). Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.”
(HR. Muslim 4879, Syarh shahih muslim 2706)
➡️ Ingin mencetak Poster diatas? Yuk download versi high resolution : Link

a64cb4cf440a80f6ab0a733d28e28f04


📌 Silsilah Faedah Masyayikh Ahlussunah

💎💎💎 SIFAT ORANG YANG BERDOA 1⃣

✍️ Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata:

مَن أدمنَ الدعاء ولازمَ قَرع الباب؛ فُتح له

✅ Barang siapa yang terus-menerus berdoa dan terus-menerus mengetuk pintu doa, pasti akan dibukakan untuknya (dikabulkan).


📚 As-Siyar (6/369)

▶️ Twitter Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhari hafizhahullah

Link albukhary/status/1492598600693694468



🌎 WhatsApp Salafy Cirebon
Channel Telegram || Link cirebon
🖥 Website Salafy Cirebon :
Link


📳 Menyajikan artikel dan audio kajian ilmiah

@Linkuh x @thesunnah path

67eb5fab21c5bdd2528a58f46feb1509


DI ANTARA TANDA ORANG MUNAFIK

✍🏼 Wahb bin Munabbih Rahimahullah berkata:

مِنْ خِصَالِ الْمُنَافِقِ أَنْ يُحِبَّ الْحَمْدَ وَيُبْغِضَ الذَّمَّ

"Di antara tanda orang munafik adalah dia senang ketika dipuji dan dia marah ketika dicela."

📚 Ibnu Abi Syaibah, 35177

3396006df0cdfd5887c98a43bba871d6


SESAK HATI JIKA TIDAK BERBUAT BAIK

▫️ Al-Allamah Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,

الذي عود نفسه على الكرم، يضيق صدره إذا فات يوم من الأيام لم يبذل فيه ماله أو جاهه أو منفعته.

"" Orang yang telah terbiasa berbuat baik akan merasa sempit dadanya jika dia melalui suatu hari tanpa menyedekahkan hartanya, atau menggunakan kedudukannya [ untuk menolong orang ], atau memberikan suatu kemanfaatan.(Asy-Syarh Al-Mumti`, VI/7)

__Sesak Hati Jika Tidak Berbuat Baik__

Al-Allamah Al-Utsaimin rahimahullah mengungkapkan bahwa orang yang terbiasa berbuat baik, hati mereka akan merasa sempit jika mereka melewatkan suatu hari tanpa melakukan kebajikan. Mereka yang terbiasa memberi, baik itu dalam bentuk harta, kedudukan, atau manfaat lainnya, akan merasa tidak tenang jika hari tersebut berlalu tanpa ada amal baik yang mereka lakukan.

Berbuat baik tidak hanya terbatas pada hal-hal besar atau yang terlihat oleh banyak orang. Bahkan, amal kebaikan yang sederhana, seperti memberi senyum, membantu orang lain dalam hal yang kecil, atau sekadar mendoakan kebaikan untuk sesama, semuanya merupakan bagian dari amal baik yang sangat dihargai oleh Allah. Namun, seseorang yang telah terbiasa melakukan kebaikan, akan merasa tidak puas jika dalam sehari mereka tidak bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjadikan kebiasaan berbuat baik sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kebiasaan ini akan melatih hati untuk senantiasa berfokus pada kebaikan dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar. Selain itu, berbuat baik juga akan mendatangkan ketenangan hati, kebahagiaan, dan keberkahan hidup.

Jika seseorang terbiasa berbuat baik, maka ia akan merasa bahwa hidupnya memiliki makna, karena ia bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Sebaliknya, jika ia tidak bisa berbuat baik, maka hatinya akan terasa kosong, seakan ada yang hilang dalam hidupnya. Inilah tanda dari hati yang selalu ingin berkontribusi positif dan beramal demi kebaikan bersama.

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk tidak hanya memperhatikan diri sendiri, tetapi juga untuk peduli terhadap sesama. Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan umat Islam, maka dia bukan bagian dari umatku." (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan betapa pentingnya rasa peduli dan berbuat baik terhadap sesama.

Dengan berbuat baik, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi kita juga menolong diri kita sendiri untuk semakin dekat dengan Allah. Setiap amal baik yang kita lakukan adalah ladang pahala, yang insyaAllah akan kembali kepada kita dalam bentuk keberkahan hidup di dunia dan akhirat.

Mari kita senantiasa berusaha untuk menjadi pribadi yang selalu berbuat baik, meskipun dengan langkah-langkah kecil. Karena setiap amal baik, sekecil apapun, memiliki nilai di sisi Allah.
Wallahu A'lam Bishawab

ac74df8673a17aaebe78625f3173959d


📎 Tentang Dosa

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat."
(HR. Tirmizi no. 2499)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa dosa adalah bagian dari sifat manusia. Tidak ada seorang pun yang sempurna, setiap manusia pasti akan berbuat salah dalam hidupnya. Namun, yang membedakan antara satu individu dengan yang lain adalah bagaimana ia menyikapi kesalahan tersebut.

Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk selalu bertaubat dan kembali kepada Allah setelah melakukan kesalahan. Taubat adalah bentuk penyesalan yang tulus dan bertekad untuk tidak mengulanginya. Taubat yang diterima oleh Allah adalah taubat yang dilakukan dengan sepenuh hati, dengan niat yang ikhlas, dan dengan usaha untuk memperbaiki diri.

Allah berfirman:
"Dan Tuhanmu berkata: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu."
📘 (QS. Ghafir: 60)

Semoga kita diberikan kekuatan untuk selalu bertaubat dan kembali kepada Allah setiap kali kita melakukan kesalahan, serta menjadikan taubat kita sebagai jalan menuju keberkahan hidup di dunia dan akhirat. Aamiin.
Wallahu A'lam Bishawab

4ddb8941679ab339d43ece57414738b5


SEORANG MUKMIN TIDAK BERTINDAK JAHIL

✍🏻 Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan,

المؤمن لا يجهل، وإن جهل عليه حلم، لا يظلم وإن ظلم غفر، لا يبخل وإن بخل عليه صبر

“Seorang mukmin tidak mengganggu orang lain. Kalau diganggu, dia akan bersikap santun. Seorang mukmin juga tidak berbuat zalim. Kalau dia dizalimi, dia akan memaafkannya. Seorang mukmin juga tidak akan berbuat bakhil. Kalau ada yang bakhil terhadapnya, dia akan bersabar.”

📚 Rasail Ibnu Abid Dunya, hlm. 27

0dd81c972671e9d48980a0641de87edb


Bersabarlah ketika ditertawakan diatas sunnah.

909b5e0192d77164bf11289114f95077


💊 Hukum KB

Perlu diketahui bahwa KB (keluarga berencana) itu ada beberapa macam dan metode. Sehingga hukum KB tergantung dengan tujuan dan metode yang dipakai.

Tujuan KB ada dua:

1) Membatasi kelahiran / ( تحديد النسل) “Tahdidun nasl”.

Membatasi kelahiran termasuk yang diharamkan, apalagi dengan metode haram semisal vasektomi/tubektomi (istilah awam: steril), yaitu tidak bisa punya anak selamanya. Ini bertentangan dengan ajaran Islam. Apapun alasannya, baik dengan alasan tidak bisa mencari rezeki ataupun susah dan tidak mau repot mengurus anak.

Allah Ta’ala berfirman,

وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيراً

“Dan Kami jadikan kelompok yang lebih besar.” (QS. Al-Isra’: 6)

Dan jumlah yang banyak adalah karunia semua kaum. Kaum Nabi Syu’aib ‘alaihissalam diperingati tentang karunia mereka,

وَاذْكُرُواْ إِذْ كُنتُمْ قَلِيلاً فَكَثَّرَكُمْ

“Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu.” (Al-A’raf: 86)

عن أنس بن مالك قال كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَأْمُرُ بِالبَاءَةِ وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيْدًا وَيَقُوْلُ تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّي مُكَاثِرُ الْأَنْبِيَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Anas bin Malik berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alihiwasallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras untuk membujang dan berkata, “Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak karena aku akan berbangga dengan kalian dihadapan para nabi pada hari kiamat". [HR Ibnu Hibban 9/338,Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ no 1784]

2) Mengatur jarak kelahiran/ (تنظيم النسل) “tandzimun nasl”.

Hal ini boleh dengan tujuan:
- Mengatur jarak kelahiran untuk kesehatan istri, agar istri bisa istirahat
- Mengatur jarak agar bisa fokus dengan pendidikan dan perhatian anak sebelumnya, karena anak juga punya hak pendidikan dan hak ASI.

Berikut Fatwa Majma’ Fiqh Al-Islami mengenai KB,
1. Tidak boleh mengeluarkan Undang-Undang agar membatasi kebebasan suami-istri untuk memperoleh keturunan

2. Diharamkan melakukan pemotongan/penghilangan kemampuan memiliki keturunan yaitu yang dikenal dengansteril (vasektomi/tubektomi). Hal tersebut dilakukan jika (darurat) sesuai dengan kaidah standar syariat

3. Boleh mengontrol sementara dalam memperoleh keturunan dengan tujuan mengatur jarak kehamilan atau menghentikan sementara kehamilan pada jangka waktu tertentu. Jika ada hajat yang sesuai dengan tolak ukur syariat. Sesuai dengan kemampuan suami-istri, musyawarah dan saling ridha mereka. Tidak juga menimbulkan bahaya. Hendaknya sarananya juga sesuai dengan syariat dan tidak ada tindakan yang membahayakan kehamilan. (Sumber: Link Ustadz dr. Raehanul Bahraen hafidzhahullah

7c1d008e673b7e18014953e6ec043c86


📎 Kesalahan Lisan Menghalangi Keberkahan Ilmu

Ilmu yang bermanfaat adalah salah satu nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia. Namun, tidak hanya banyaknya ilmu yang kita pelajari yang menentukan manfaat dan berkah ilmu tersebut, tetapi juga bagaimana kita menjaganya, khususnya dalam hal menjaga lisan. Imam al-Auzai rahimahullah, seorang ulama besar, mengatakan: "Apabila Allah hendak menghalangi hamba-Nya mendapatkan berkah ilmu, sungguh Dia akan meletakkan berbagai kesalahan pada lisannya. Saya benar-benar melihat mereka sebagai orang yang paling sedikit ilmunya." (Jamiul `Ulum wal Hikam, hlm. 172)

Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa kesalahan lisan, seperti berbicara tanpa ilmu, berbicara dengan sombong, menyebarkan kebohongan, atau menyampaikan informasi yang salah, bisa menghalangi seseorang dari keberkahan ilmu yang dia pelajari. Bahkan, lisan yang tidak terjaga bisa menyebabkan seseorang terhalang dari mendapatkan ilmu yang lebih bermanfaat. Sebab, ilmu yang sejati selalu disertai dengan kebijaksanaan dalam berbicara dan bertindak.

Rasulullah ﷺ pun mengingatkan umatnya tentang pentingnya menjaga lisan. Dalam sebuah hadis beliau bersabda:
"Sesungguhnya seseorang berbicara dengan kata-kata yang tidak dia perhatikan, sehingga dia jatuh ke dalam neraka lebih jauh dari jarak antara timur dan barat."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan betapa besarnya dampak dari ucapan yang tidak dijaga. Terkadang, sebuah perkataan yang terucap tanpa pertimbangan dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kebinasaan yang besar, bahkan bisa menghalangi ilmu yang seharusnya memberi manfaat.

Selain itu, berbicara tanpa ilmu atau dengan maksud menyebarkan kebohongan, sangat berbahaya bagi seseorang yang sedang menuntut ilmu. Karena ilmu yang didapatkan melalui perkataan yang salah atau tidak sesuai dengan kebenaran tidak akan membawa berkah. Sebaliknya, ilmu yang disampaikan dengan bijaksana, yang dilandasi dengan ketulusan dan keikhlasan, akan memberikan manfaat yang luar biasa, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Dalam konteks ini, kita diajarkan oleh Rasulullah ﷺ untuk berbicara hanya dengan ilmu yang kita miliki dan selalu menjaga lisan agar tidak terjerumus ke dalam kebohongan atau ucapan yang tidak bermanfaat. Jika kita berbicara dengan bijaksana, ilmu yang kita miliki akan semakin bertambah dan diberkahi oleh Allah.

Sebagai umat yang beriman, kita harus senantiasa menjaga diri dari ucapan yang buruk dan memanfaatkan lisan kita untuk hal-hal yang bermanfaat. Dengan menjaga lisan, kita akan lebih mudah memahami dan mengamalkan ilmu yang kita pelajari, dan Allah akan menambah ilmu kita dengan keberkahan-Nya.

Semoga Allah selalu menjaga lisan kita dan memberikan kita ilmu yang bermanfaat, serta keberkahan dalam setiap langkah hidup kita. Aamiin.
Wallahu A'lam Bishawab


c7aac7ad46c75c7464739f63b9b417c6


Peringatan bagi kami pribadi dan kaum muslimin, terkadang kita merasa gelisah, akan tetapi herannya kita tidak tahu mengapa kita gelisah. Tiba-tiba saja merasa sesak dan gelisah tanpa tahu sebabnya. Ternyata sebabnya adalah dosa/maksiat yang ingin kita lakukan atau kita rencananya dalam kesendirian dan masih ada dalam benak kita, walaupun belum kita kerjakan, sehingga akibatnya pun, kegelisahan dalam kesendirian juga

Misalnya:

-Berangan-angan untuk berzina dan membayangkan wanita A

-Sangat hasad dan dengki dengan si B, sehingga memikirkan dan menginginkan rencana jelek baginya

-Berbagai rencana jelek dan doaa lainnya
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

سئل سفيان بن عيينة عن غَمٍّ لا يُعْرَفُ سبَبُه قال: هو ذنب همَمْتَ به في سِرِّك ولم تفعله فجزيت هماًّ به. فالذنوب لها عقوبات السِّرُّ بالسِّرِّ والعلانية بالعلانية

“Sufyan bin ‘Uyainah ditanya mengenai kegeliasahan yang tidak diketahui penyebabnya. Ia menjawab, ‘itu karena dosa/maksiat yang engkau ingin lakukan dalam kesendirian dan belum engkau lakukan.

Engkau akan dibalas/ditimpa dengan kegelisahan. Demikianlah hukuman dosa (itu setimpal), dilakukan dalam kesendirian maka hukumannya juga dalam kesendirian, begitu juga jika terang-terangan maka hukumannya juga akan nampak terang-terangan.”

Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah 14/111

Link

ba1691292e4705931746b1c57c72b7b3


▶️ DO’A SAPU JAGAT

📡Link Youtube :
Link

Do’a adalah ibadah yang mulia. Seorang muslim berdo’a kepada Allah menunjukkan ketundukan dan kepasrahan dalam segala urusan baik di dunia dan di akhirat. Sudah semestinya bagi kita ketika mau menghadapi sesuatu seperti masuk kerja, ujian sekolah/kuliah, sedang sakit, dan sebagainya, hal yang harus diutamakan adalah meminta pertolongan kepada Allah dengan berdo’a agar segala urusan kita dimudahkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
“Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir [40]: 60)

Do’a sapu jagat ini adalah do’a yang sering dipanjatkan oleh para Nabi, Sahabat dan orang-orang shalih. Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan, “Tidaklah seorang nabi maupun orang saleh berdoa melainkan mereka menggunakan doa ini.” (Fath Al-Bari, 2:322). Isi do’a ini dalah meminta kebaikan di dunia dan akhirat. Berikut lafal do’anya,

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
ROBBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH, WA FIL AAKHIROTI HASANAH, WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR.
Artinya: Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka. (QS. Al-Baqarah: 201)

Allahu Ta’ala a’lam bishawab

271de3ad2d70f89e51ff4c5c15d93f33


Ramadhan Waktu Perbaikan Diri

Di riwayatkan dari Abu Said Al-Khudry radhiallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Taala memiliki hamba-hamba yang di merdekakan dari Api Neraka, pada setiap hari dan malam -yakni di bulan Ramadhan-, dan sesungguhnya setiap muslim memiliki doa yang mustajab pada setiap harinya"
[HR. Al-Bazzar, Shahih Targhib hadits 1002 bab puasa]

Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan, di dalamnya bertabur keridhaan Allah dan pahala dari-Nya. Mudah bagi seorang untuk berbuat kebaikan dan berebut pahala di bulan ini, maka tepatlah bila bulan ini kita jadikan acuan perbaikan diri.

Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al-Atsary hafidzhahullah
generate by :Link

b5a7c6a3e7bd40f595a853f1c4a59716


AL-QUR`AN SUMBER PETUNJUK KEBAIKAN DAN OBAT PENYAKIT HATI
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Dalam ayat ini, Allâh Azza wa Jalla mengabarkan tentang anugerah besar yang diturunkan kepada para hamba-Nya, yaitu al-Qur’an yang mulia. Karena di dalam al-Qur’an terdapat nasehat untuk menjauhi perbuatan maksiat, penyembuh bagi penyakit hati, yaitu kelemahan iman, keragu-raguan dan kerancuan dalam memahami agama, serta penyakit syahwat yang merusak hati. Juga terdapat petunjuk, yaitu bimbingan bagi orang yang merenungkan, memahami, dan mengikuti al-Qur’an ke jalan yang bisa mengantarkannya ke surga, serta sebab-sebab untuk mendapatkan rahmat Allâh Azza wa Jalla yang terkandung di dalamnya. Lihat kitab Tafsir Ibni Katsîr, 2/553 dan Fathul Qadîr, 2/656


Referensi : Link

c5fd69aab3c242ae69a7511c42b46aec


PERCAYA SIHIR! WAJIB MENYERTAKANNYA SEMUA ATAS IZIN ALLAH
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ خَمْرٍ ، وَلَا مُؤْمِنٌ بِسِحْرٍ ، وَلَا قَاطِعُ رَحِمٍ

Tidak akan masuk surga pecandu khamr, orang yang percaya pada sihir, Dan pemutus tali silaturahmi.[HR. Ibnu Hibban al-Albani mengatakan hasan]

Makna Hadits

Ada tiga golongan yang tidak akan masuk Surga kecuali setelah mereka diazab di Neraka akibat dosa dan kemaksiatan mereka:

1. Pecandu khamr ( mudminul khamr), yaitu orang yang sudah menjadikan minuman khamr ( minuman keras) sebagai kebiasaan.
2. Orang yang percaya pada sihir (mu’minun bi sihrin), yaitu orang yang meyakini bahwa sihir itu sendiri yang memberikan pengaruh, bukan dengan takdir dan kehendak Allah.
3. Orang yang memutuskan tali silaturahmi (qaatu’u rahim), yaitu orang yang menjauhi kerabatnya, tidak bersilaturahmi kepada mereka dan tidak juga mengunjungi mereka.

Kandungan Hadits

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang meyakini bahwa sihir sematalah yang memberikan pengaruh, tetapi seorang mukmin harus meyakini bahwa sihir atau yang lainnya tidak akan bisa memberi pengaruh kecuali atas kehendak Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ
Dan mereka itu ( ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. [Al- Baqarah/2 : 102]


Referensi : Link

87afd0609c45daab6b1d0ad6728042e8


Kiat-kiat agar ikhlas dalam beramal

Diriwayatkan dari Syaqiq ibn Ibrahim Az-zahid bahwasanya beliau berkata :

Ikhlasnya amalan dengan tiga perkara :

1) Ia mengetahui bahwa izin (taufiq) dalam beramal dari Allah ta`ala, untuk mengalahkan ujub pada dirinya,

2) Ia memulai amalannya dengan sesuatu yang Allah ridhoi (disyariatkan), untuk mengalahkan hawa nafsunya,

3) Ia sepantasnya mengharapkan pahala dari Allah ta`ala, untuk mengalahkan ketamakan dan riya yang ada pada dirinya.

Inilah tiga perkara yang membuat ikhlasnya amalan

[ Tambihul Ghofilin. Hal. 30, karya Al-Imam Al-Faqih As-Samarqandi ]

b398f7900f0cdb1d0c588e7168e9736f


Sahabat, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
.
مَن مات وهو يعلمُ أن لا إله إلا اللهُ دخل الجنةَ
.
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan mengilmui bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, ia masuk surga.” (HR. Muslim no. 26)
.
Perhatikan di sini Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengatakan يعلمُ “mengilmui”.
.
Maka tidak sekedar mengucapkan “laa ilaaha illallah” namun wajib mengilmu apa maknanya, apa syarat-syaratnya, apa rukun-rukunnya, apa konsekuensinya, apa pembatalnya dan semua tentangnya.
.
Al Hasan Al Bashri rahimahullah ketika ia ditanya: “Orang-orang mengatakan bahwa barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah pasti akan masuk surga.”
.
Al Hasan berkata:
.
من قال « لا إله إلا الله » فأدَّى حقها وفرضها دخل الجنة
.
“Barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, lalu menunaikan hak dan kewajibannya, pasti akan masuk surga.“ (Diriwayatkan Al Asbahani dalam Al Hujjah fi Bayanil Mahajjah, 2/152. Dinukil dari Kalimatul Ikhlash Fadhluha wa Syurutuha, 502)
.
Al Hasan pernah berkata kepada Al Farazdaq, ketika ia menguburkan istrinya:
.
ما أعددتَ لهذا اليوم ؟ قال : شهادة أن لا إله إلا الله منذ سبعين سنة، فقال الحسن : “نعم العدة لكن لـِ « لا إله إلا الله » شروطاً ؛ فإياك وقذف المحصنات
.
“Apa yang engkau persiapkan untuk hari ini (hari kematianmu kelak)? Al Farazdaq berkata: syahadat Laa ilaaha illallah sejak 70 tahun yang lalu. Lalu Al Hasan berkata: iya benar, itulah bekal. Namun Laa ilaaha illallah memiliki syarat-syarat. Dan hendaknya engkau jauhi perbuatan menuduh zina wanita yang baik-baik.“ (Majmu’ Rasail Ibnu Rajab, 3/47)
.
So, teruslah belajar tauhid dan mendakwahkannya.
.
Semoga Allah senantiasa memberikan kita keistiqomahan di atas tauhid yang benar, yang menancap dalam sanubari kita.
.
✍🏼: rizqi_amirurrosyid

3e41132f1989b075915b953339ecd2f9



"Aku udah senyum dan salam, tapi dia kok cuek, ya?"

"Kok, dia jadi agak menjauh dariku, ya...?

Mungkin kita pernah dirundung perasaan seperti itu, gara-gara mendapati sikap teman berubah terhadap kita. Muncul tanda tanya yang kadang sampai membuat gelisah.

Solusinya sebenarnya sederhana. Kita tinggal bertanya. Misal, "Jeng, belakangan ini aku merasa dikau mengambil jarak dariku. Apakah hanya perasaanku saja? Kalau ada sesuatu dari diriku yang mengganggumu, tolong kasih tahu ya. Biar aku bisa perbaiki." Atau perkataan semisal itu sesuai kondisi yang kita hadapi.

Jika enggan bertanya, maka pilihannya adalah berbaik sangka. Misal, kita katakan pada diri sendiri, "Dia mungkin sedang punya masalah. Dia pingin sendiri. Ntar kalau situasinya tepat, aku coba ajak bicara."

Baik sangka membuat psikologis kita bebas, tidak terjerat mental block. Membuat kita lebih ringan hati untuk membuka percakapan dengan orang lain. Beda dengan buruk sangka. Jika hati sudah dipenuhi pikiran, "Jangan-jangan, dia gak suka padaku" dan kalimat semisalnya, itu akan membuat psikologis kita otomatis membangun sekat untuk melindungi diri. Sebab, insting kita akan menuntun untuk mencari rasa aman dan nyaman. Akhirnya, kita pun terdorong mengambil jarak dari orang yang membuat kita punya prasangka buruk padanya..

Baik sangka dan buruk sangka sama-sama pilihan sikap. Bedanya, yang pertama membuat psikologis kita merdeka dan positif. Sedangkan yang kedua membuat psikologis kita terikat oleh beban tanda tanya yang rawan membuat gelisah.

Kita tidak bisa mengatur perasaan orang lain terhadap kita. Tapi, kita bisa mengatur perasaan dan menjaga mental kita dengan berbaik sangka dan berlapang dada. Berbaik sangka dan berlapang dada bukan hanya berpahala, tapi--dengan izin Allah--juga membuat mental kita lebih sehat dan bahagia.

45d82a5f23771fc9f5e3bc1754ada6dc


dengan sosial media. Ia rawan membuat terlena. Isu viral yang membanjiri dunia maya sering membuat jempol tangan tanpa sadar ikut menari meramaikannya. Sebaiknya selalu cek apa niat kita sebelum melepas kata-kata....

Lebih aman, biarkan yang tahu saja yang berbicara. Kita yang awam cukup mengambil intinya. Sekadar agar bisa mengambil sikap sebagaimana mestinya. Allah larang kita nimbrung pada perkara yang kita tidak punya ilmunya. Sebab, setiap perbuatan kita kelak akan Allah tanya....

ed56c3db30c610cb1d55777e2c9fb605


ILMU BUKAN UNTUK MENGARI KEDUDUKAN DUNIAWI

Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah menjelaskan,
"Mencari jabatan dan kedudukan di hadapan manusia dengan menggunakan agama, seperti ilmu syar'i, amal saleh, dan sifat zuhud, hal ini lebih buruk daripada jenis orang yang mencari pengaruh dan kemuliaan dengan kepemimpinan. Bahkan, mencari dunia dengan agama jauh lebih jelek dan berbahaya. Sebab, seharusnya ilmu, amal saleh, dan sikap zuhud dilakukan demi mendapatkan apa yang ada di sisi Allah, berupa derajat yang tinggi, kenikmatan yang kekal abadi, dan kedekatan di sisi Allah."
Majmu'ah ar-Rasail al-Muniriyah (3/9)

Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah memberikan sebuah penjelasan yang sangat mendalam tentang bagaimana seharusnya seorang Muslim memandang ilmu dan amal ibadah. Menurut beliau, seseorang yang menggunakan agama, seperti ilmu syar'i, amal saleh, dan sifat zuhud, hanya untuk mendapatkan kedudukan duniawi dan pengaruh di hadapan manusia adalah tindakan yang lebih buruk daripada seseorang yang mencari pengaruh melalui kepemimpinan duniawi.

Menggunakan agama untuk mendapatkan kedudukan atau kehormatan di dunia ini sangat berbahaya karena ini bisa mengaburkan niat sejati dalam beribadah kepada Allah. Ilmu dan amal saleh seharusnya dilakukan semata-mata untuk meraih ridha Allah, bukan untuk kepentingan dunia atau penghargaan manusia. Sebab, ilmu dan amal saleh adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, mendapatkan derajat yang tinggi di sisi-Nya, serta kenikmatan yang kekal abadi di akhirat.

Mencari dunia dengan agama bukan hanya merusak niat, tetapi juga membawa seseorang jauh dari tujuan sebenarnya dalam menjalani kehidupan ini. Sebagai umat Muslim, kita harus senantiasa mengingat bahwa tujuan hidup kita adalah untuk beribadah kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya. Dunia ini hanyalah sarana sementara, dan tidak ada kedudukan duniawi yang sebanding dengan nilai yang Allah janjikan di akhirat.

Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk selalu memurnikan niat dalam setiap langkah hidupnya, apakah dalam mencari ilmu, beramal, atau menjalani kehidupan sehari-hari. Niatkan semuanya hanya untuk mencari keridhaan Allah, bukan untuk mencari kedudukan atau pengaruh di dunia.
Wallahu A'lam Bishawab

e86f849d29daac9b00b16835db1bff6f


التاجر الصدوق الأمين مع النبيين والصديقين والشهداء

“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan dibangkitkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan para syuhada” (HR. Tirmidzi no.1209, ia berkata: “Hadits hasan, aku tidak mengetahui selain lafadz ini”)

عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ؟ قَالَ: «عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ

Dari Rafi’ bin Khadij ia berkata, ada yang bertanya kepada Nabi: ‘Wahai Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik?’. Rasulullah menjawab: “Pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan tangannya dan juga setiap perdagangan yang mabrur (baik)”

Sumber: Link
Copyright © 2024 Link