๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ โ๐๐๐๐ โ๐๐๐๐๐๐๐โผ๏ธ
Selepas Ramadhan pergi berlalu, kebiaasan baik yang sudah kita bentuk saat 30 hari Ramadhan kemarin perlahan-lahan mulai terkikis. Pribadi baik yang sudah kita tanam, seperti tak lagi tumbuh dan berkembang dengan baik. Layaknya sebuah tanaman yang tidak lagi tersirami dengan air yang cukup, kemudian tanaman itu layu begitu saja.
Lantas dengan perumpamaan tersebut, mari tanyakan dalam hati
Masih adakah rasa โcintaโ sekaligus mampu โistiqomahโ dalam beribadah, tatkala Ramadhan telah pergi berlalu?
Jika sudah tertanam rasa Istiqomah, maka inilah sejatinya rasa yang mengakar dalam hati.
Dan sayang sekali rasanya, jika hanya dipakai dalam sekali.
Sungguh, hamba dengan pemilik rasa inilah yang bisa dikatakan sebagai hamba Allah yang sejati. Ia tak mengenal waktu dan tempat tertentu untuk beribadah pada robbNya.
Imam bin Biysri bin al-Harits al-Hafi pernah ditanya tentang orang-orang yang (hanya) rajin dan sungguh-sungguh beribadah di bulan Ramadhan, maka beliau menjawab:
โMereka adalah orang-orang yang sangat buruk, (karena) mereka tidak mengenal hak Allah kecuali hanya di bulan Ramadhan, (hamba Allah) yang shaleh adalah orang yang rajin dan sungguh-sungguh beribadah dalam setahun penuh.โ (Dinukil oleh Imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab โLatha-iful maโarifโ (hal.313)).
Inilah makna istiqamah yang sesungguhnya, dan inilah pertanda diterimanya amal shaleh seorang hamba. Imam Ibnu Rajab berkata: โSesungguhnya Allah, jika Dia menerima amal (kebaikan) seorang hamba maka Dia akan memberi taufik kepada hamba-Nya tersebut untuk beramal shaleh setelahnya, sebagaimana ucapan salah seorang dari mereka (ulama salaf): Ganjaran perbuatan baik adalah (taufik dari Allah Taโala untuk melakukan) perbuatan baik setelahnya. Maka barangsiapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia mengerjakan amal kebaikan lagi setelahnya, maka itu merupakan pertanda diterimanya amal kebaikannya yang pertama (oleh Allah Taโala), sebagaimana barangsiapa yang mengerjakan amal kebakan, lalu dia dia mengerjakan perbuatan buruk (setelahnya), maka itu merupakan pertanda tertolak dan tidak diterimanya amal kebaikan tersebutโ (Kitab โLatha-iful maโaarifโ (hal. 311)).
Selagi nafas masih berhembus, beribadalah sampai mati dan tidak perlu menunggu nanti. Semoga Allah berkahi usia kita pada jalan taatNya. Aamiin.
โ๐ผ Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthani, MA.
๐ Kitab Latha-iful maโaarif, hal. 311&313
๐ muslim.or.id/10042-istiqomah-setelah-ramadhan.html
Muslim Biker Indonesia (MBI) adalah wadah biker untuk belajar tentang keislaman, bagaimana menjadi muslim yang benar-benar hanya beribadah kepada Allah dan mengetahui cara beragama yang sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. MBI terbuka untuk semua biker, mulai dari motor dengan cc kecil sampai besar, mulai dari pecinta motoran sampai dengan anak komunitas dan club motor. Secara bentuk MBI bukanlah sebuah komunitas layaknya kelompok motor lain dan juga club motor, tapi wadahnya anak motor. MBI dibentuk pada Oktober 2017 atas kebutuhan para biker. Mereka berkumpul untuk menemukan cara mendekatkan diri kepada Allah dan mendapat ilmu tentang cara beribadah yang selayaknya dilakukan berdasarkan contoh dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Kegiat dilakukan melalui kegiatan touring sambil diskusi tentang keislaman. Bahkan slogan MBI dalam menyemangati setiap perjalanan adalah Indahnya Touring Nikmatnya Kajian. Join with us