Banyak orang tua memilihkan nama yang baik lagi islami untuk anaknya, namun mereka "lupa" untuk mendidik anaknya dengan baik agar berperilaku islami sesuai dengan namanya.

Banyak anak yang orang tua nya shalih, tapi ia nakal. Gak sedikit juga anak yg shalih, justru orang tuanya yang durhaka. Maka yg perlu diingat kesalihan orangtua memang bukan jaminan, tapi ialah modal.

Karena hidayah iman adalah mutlak milik Allah, Allah berhak memberikan hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Namun, bukan berarti orangtua bisa berlepas diri. Justru di sinilah perannya. Mendidik, membimbing, dan mengarahkannya ke jalan yang benar.

Keshalihan seseorang tidak dapat diukur dari gelar, jabatan, titel, dan dari sekolah mana ia mengenyam pendidikan. Bahkan, keshalihan seseorang tidak bisa ditakar dengan banyak-sedikitnya ilmu.
Banyak orang-orang yang punya banyak ilmu namun tak menjadikan ilmu sebagai pedoman hidupnya. Jadi, shalih itu ada di dalam hati yang menghamba dan mencintai Rabb-nya. Shalih ada dalam jiwa-jiwa yang tunduk patuh pada Rabb-nya.

Anak adalah anugerah sekaligus ujian. Setiap rumah tangga dan setiap orang mungkin diuji melalui pintu yang berbeda. Ada dari pintu ekonomi, pintu keharmonisan suami-istri, pintu hubungan mertua-menantu, pintu kesehatan, dan tak terkecuali pintu keturunan. Bisa jadi anak-anak itu Allah jadikan ujian untuk orangtuanya yang memang shalih.
Bukan tugas kita menerka keshalihan orang lain. Bukan tugas kita menghakimi anak orang lain. Fokuslah pada keshalihan diri sendiri dan generasi seperti apa yang ingin dibina di dalam rumah.

Semoga Allah karuniai kita keturnan yang shalih, bertakwa, dan Allah mudahkan kita mempersalih diri kita امييين ياالله ✍🏼najwadzahin